Tujuan perencanaan keuangan bagi TKI/TKW meliputi 4 hal, yaitu:
- Mengatasi kendala keterbatasan masa kerja
- Memperhitungkan dan mempersiapkan biaya-biaya selama proses migrasi
- Mengantisipasi kerugian keuangan yang disebabkan terjadinya risiko-risiko pada TKI/TKW
- Menetapkan prioritas penggunaan uang hasil kerja
1. TERBATASNYA MASA KERJA
TKI/TKW menghadapi keterbatasan masa kerja yang bisa menyebabkannya
kehilangan penghasilan. Ada 3 hal yang menyebabkannya, yaitu:
- Berhenti kerja karena masa kontrak habis. Masa kerja TKI/TKW terbatas waktunya. Sistem kerja berdasarkan kontrak per dua tahun. Satu masa kontrak kerja adalah 2 tahun. Begitu kontrak habis maka selesai juga masa kerjanya. Akibatnya penghasilannya juga terhenti. Disini TKI/TKW terpaksa berhenti bekerja. Walaupun demikian TKI/TKW dapat mengurus perpanjangan kontrak kerjanya melalui perusahaan tempatnya terdaftar. Dia dapat bekerja kembali dengan majikan yang sama atau mendapatkan majikan baru tergantung penempatan dari perusahaannya. Kecuali TKI/TKW yang bersangkutan memutuskan untuk tidak berangkat kembali bekerja ke luar negeri. Mungkin karena pertimbangan biaya, masalah keluarga dan lain sebagainya. Berarti ia dengan kerelaan sendiri memutuskan berhenti menjadi TKI/TKW.
- Berhenti kerja karena usia pensiun. Selain sistem kontrak kerja, TKI/TKW juga menghadapi batasan maksimal usia kerja. Artinya walaupun TKI/TKW yang bersangkutan masih ingin bekerja namun dari sisi usia tidak lagi memungkinkan.
- Terpaksa berhenti kerja karena buruh migran menghadapi risiko dipulangkan atau dideportasi sebelum kontrak kerja selesai.
INFORMASI LOWONGAN KERJA KELUAR NEGERI
PJTKI / PPTKIS RESMI, AMAN DAN TERPERCAYA Negara Tujuan : Taiwan, Hong Kong, Singapura dan Malaysia Informasi selengkapnya Klik disini www.pjtkiresmionline.com |
TKI/TKW harus menyadari bahwa dirinya tidak bisa mengandalkan
penghasilan dari gajinya saja. Gaji tersebut akan terhenti karena
kontrak kerja habis. Gaji tersebut juga akan terhenti karena buruh
migran menghadapi usia pensiun. Berhenti suka rela, atau berhenti karena
terpaksa. Berhenti suka rela atau diberhentikan.
Masa setelah gaji terhenti inilah yang harus dipikirkan kelanjutannya.
Kebutuhan hidup terus berjalan setelah kontrak kerja selesai. Memutuskan
untuk kembali bekerja ke luar negeri dan memperpanjang kontrak kerja,
bukanlah perkara mudah. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan untung
ruginya. Bahkan jika TKI/TKW dengan sukarela ingin bekerja kembali,
belum tentu secara usia memungkinkan karena harus pensiun. Bahkan waktu
pensiun TKI/TKW terhitung lebih cepat daripada pegawai biasa. Akibatnya
TKI/TKW akan terhenti lebih cepat daripada pegawai biasa.
Pertanyaan yang sangat penting yang harus bisa dijawab sebelum berangkat
adalah, “Berapa lama waktu
yang tepat bagi saya untuk bekerja ke luar negeri sebagai TKI/TKW?” Sayangnya
pertanyaan penting ini seringkali terlupakan oleh calon TKI/TKW.
Masa kerja yang terlalu pendek mengakibatkan tujuan-tujuan keuangan
belum tercapai, sebab tabungan hasil kerja masih terlalu sedikit.
Sebaliknya masa kerja yang terlalu panjang dikuatirkan bisa menimbulkan
dampak kerenggangan hubungan keluarga. Lagi pula belum tentu masa kerja
yang panjang bisa membuat seseorang menabung lebih banyak. Jika
penghasilan bertambah besar namun pengeluaran juga lebih besar,
akibatnya seseorang akan sulit menabung.
Kesimpulannya dari sisi masa bekerja ke luar negeri mempunyai tantangan
bekerja yang lebih sulit daripada bekerja di dalam negeri. Walaupun TKI/TKW
dapat menentukan sendiri berapa lama ia ingin bekerja di luar negeri,
namun pada kenyataannya masa bekerja TKI/TKW rata-rata lebih pendek.
Jika ingin menetapkan masa kerja lebih lamapun, faktor usia dan
peraturan kontrak kerjapun akan membatasi Anda. Padahal sama seperti
orang lainnya, kebutuhan hidup TKI/TKW dan keluarganya akan terus
berlanjut jauh setelah kontrak kerjanya habis.
2. BIAYA-BIAYA UNTUK PROSES MIGRASI [DARI BERANGKAT KE LUAR NEGERI SAMPAI PULANG KE KAMPUNG HALAMAN]
Proses bekerja sebagai TKI/TKW meliputi beberapa tahapan, mulai dari rekrutmen, prapemberangkatan, pemberangkatan, kedatangan, masa bekerja sampai kepulangan kembali. Panjangnya tahapan migrasi ini juga berdampak finansial yang cukup besar. Sebab hampir selalu di tiap tahapan migrasi timbul biaya-biaya yang mesti ditanggung oleh TKI/TKW. Tanpa perhitungan yang cermat terhadap biaya-biaya selama proses migrasi, penghasilan TKI/TKW bisa terkuras. Akibatnya TKI/TKW tidak memiliki kesempatan untuk memiliki simpanan uang yang cukup untuk bekal hidupnya kelak.
Perencanaan keuangan dibutuhkan untuk memperkirakan besarnya biaya-biaya proses migrasi yang harus diantisipasi oleh TKI dan membandingkannya dengan gaji yang diterima. Jangan sampai jumlah biaya menjadi jauh lebih besar dari total gaji selama masa kerja. Jika hal itu terjadi, TKI bisa pulang dengan tangan hampa bahkan terlilit hutang.
3. RESIKO-RESIKO SELAMA PROSES MIGRASI2. BIAYA-BIAYA UNTUK PROSES MIGRASI [DARI BERANGKAT KE LUAR NEGERI SAMPAI PULANG KE KAMPUNG HALAMAN]
Proses bekerja sebagai TKI/TKW meliputi beberapa tahapan, mulai dari rekrutmen, prapemberangkatan, pemberangkatan, kedatangan, masa bekerja sampai kepulangan kembali. Panjangnya tahapan migrasi ini juga berdampak finansial yang cukup besar. Sebab hampir selalu di tiap tahapan migrasi timbul biaya-biaya yang mesti ditanggung oleh TKI/TKW. Tanpa perhitungan yang cermat terhadap biaya-biaya selama proses migrasi, penghasilan TKI/TKW bisa terkuras. Akibatnya TKI/TKW tidak memiliki kesempatan untuk memiliki simpanan uang yang cukup untuk bekal hidupnya kelak.
Perencanaan keuangan dibutuhkan untuk memperkirakan besarnya biaya-biaya proses migrasi yang harus diantisipasi oleh TKI dan membandingkannya dengan gaji yang diterima. Jangan sampai jumlah biaya menjadi jauh lebih besar dari total gaji selama masa kerja. Jika hal itu terjadi, TKI bisa pulang dengan tangan hampa bahkan terlilit hutang.
Selama proses migrasi TKI/TKW harus waspada terhadap resiko-resiko di
setiap tahapan. Contohnya pada tahapan persiapan, calon TKI/TKW bisa
mengalami penipuan yang dilakukan oleh sponsor yang tidak bertanggung
jawab, menandatangani kontrak kerja palsu atau menjadi korban
perdagangan manusia. Selama masa kerja di luar negeri TKI/TKW juga bisa
mengalami resiko kecelakaan kerja bahkan kekerasan fisik. Pada tahapan
kepulangan seorang TKI/TKW belum terlepas dari resiko-resiko musibah dan
bencana yang bisa saja terjadi sepanjang perjalanan pulang.
Resiko-resiko ini jika terjadi tidak saja mengakibatkan TKI/TKW
kehilangan modal yang sudah dikeluarkannya untuk keberangkatan tetapi
juga trauma fisik dan kejiwaan. Lebih dari itu gambaran masa depan yang
cerah pun berubah suram karena resiko-resiko selama proses migrasi jika
tidak diantisipasi terlebih dulu akan membuat TKI/TKW mengalami
kegagalan finansial di masa depan.
Risiko bisa datang tidak peduli bagaimanapun kondisi seseorang. Namun
dengan perencanaan keuangan, kita bisa melakukan usaha-usaha untuk
menghindari risiko, bahkan kita bisa merencanakan tindakan yang harus
dilakukan untuk menghindari resiko.
4. PRIORITAS PENGGUNAAN UANG
Kesalahan utama TKI/TKW dalam merencanakan keuangan adalah mereka
melakukannya hanya jika setelah uangnya ada, yaitu setelah kembali
ke tanah air dan membawa uang hasil kerja. Jika uangnya belum ada
maka mereka melihat tidak perlu merencanakan keuangan. Jadilah TKI/TKW
berangkat ke luar negeri tanpa membuat perencanaan keuangan terlebih
dulu. Padahal tanpa perencanaan maka uang hasil kerja yang didapat
susah payah cenderung habis untuk belanja kebutuhan hidup. Sementara
biaya hidup selanjutnya setelah tidak menjadi buruh migran tetap
berjalan. Tabungan hasil kerja seberapapun banyaknya akan habis jika
hanya dibelanjakan untuk biaya hidup ini. TKI/TKW justru membutuhkan
penghasilan setelah berhenti menjadi TKI/TKW.
Tanpa perencanaan bagaimana akan menggunakan uang hasil kerja nanti,
penggunaan uang cenderung ceroboh. Segala sesuatu ingin dibeli,
segala kebutuhan dianggap penting, padahal gaji yang didapat
terbatas. Jika tidak hati-hati buruh migran bisa berakhir dengan
tidak punya apa-apa, kembali hidup serba kekurangan. Dengan
perencanaan keuangan, TKI/TKW akan bisa menetapkan prioritas dalam
menggunakan uang. Prioritas berarti mengutamakan sesuatu hal
dibandingkan hal-hal lainnya.
Membuat prioritas penggunaan uang berarti mengutamakan alokasi dana
pada sesuatu hal dibandingkan pada hal-hal lainnya. Artinya alokasi
dana yang diprioritaskan harus dilakukan terlebih dulu, barulah
kemudian mengalokasikan untuk kebutuhan lainnya.
Sumber : http://keuangantki.blogspot.co.id/